Selasa, 07 Februari 2017

(Ngomongin Film) Eungyo

Menjadi tua tak menghalangimu untuk jatuh cinta.


Sungguh kasian. Begitulah kesan mendalam yang ku rasa sepanjang menonton film Eungyo atau A Muse. Bagaimana tidak, cinta hadir tapi tak bisa kau miliki.
Adalah Profesor Lee Juk-Yo (70 tahun), seorang penulis puisi nasional –setara peraih nobel, jatuh cinta pada gadis belia usia tujuh belas tahun bernama Eungyo. Apakah itu cinta atau nafsu belaka?
Jatuh cinta di usia senja dengan gadis yang menganggapmu sebagai kakeknya hanya akan menjadi skandal. Itulah yang kerap dilontarkan Seo Ji-Woo, murid sekaligus asisten Prof. Lee yang selama ini mengabdi dengan setia.
Menjadi tua mebuat Prof. Lee dicuri berkali-kali dan itu dilakukan oleh muridnya sendiri. Seo Ji-Woo tak hanya mencuri karya Prof. Lee, tapi juga cintanya pada Eungyo.
Karena film ini film festival, aku tak menyarankan kau untuk menontonnya karena adegan plus-plus hadir dengan cukup vulgar. Jadi kuceritakan saja ya. Tapi rangkumannya sudah ku tulis, apalagi yang ingin kau tahu? Bagaimana dengan alasan kenapa aku menonton film ini? Hehe.

Ini semua karena drama Goblin. Pemeran utama wanita berhasil mencuri perhatianku dan wow dia menang empat penghargaan film karena sebuah judul film. Jadilah aku penasaran, lalu aku mencari trailernya. Film yang menarik sepertinya, tapi tak langsung ku tonton. Barulah saat luang, aku menonton. Dan itu meninggalkan kesan yang mendalam: Menjadi tua dan sendiri. Dua hal paling menakutkan yang tak mau ku bayangkan. Kalau memang harus tua, aku tak mau sendiri. Aku ingin tetap bersama orang-orang terkasihku, terutama suami yang belakangan membuatku jatuh cinta.

Kembali ke film Eungyo. Bagaimana dengan si gadis Eungyo? Menurutku dia adalah gadis kesepian yang tak mendapat kedamaian hati di rumahnya. Dia seperti bermasalah dengan ibunya dan seperti kehilangan sosok ayah, tak terlalu diceritakan secara detail di film, tapi tingkahnya menunjukkan bahwa ia haus kasih sayang. Alhasil tingkahnya sedikit menggoda. Pantas saja dia menang empat penghargaan, selain aktingnya yang memang ciamik, dia sangat sangat berani (buka-bukaan), tapi sajiannya tetap indah. Puisi tentang Eungyo yang dibuat Prof. Lee mau tak mau akan turut membuatmu merasakan cinta itu, indah. Sayang, Eungyo mengira bahwa penulis puisi itu adalah Seo Ji-Woo, dia jatuh pada hati yang salah.

Mungkin dari semua tulisan di atas aku seperti menaruh kebencian yang sangat pada Seo Ji-Woo, memang! Hahaha. Seo Ji-Woo sebenarnya juga sosok kesepian. Kekagumannya yang besar pada profesornya membuatnya terjebak. Ia yang seorang engineer memaksakan dirinya mengikuti jejak idolanya. Dia harus bertanggung jawab atas hadiah Prof. Lee, novel atas namanya menjadi best seller. Kebanggaan seperti apa yang bisa kau rasakan untuk karya orang lain? Ditambah puisi yang ia curi pun menjadi pemenang award tahunan. Bertambah lagi beban yang ia rasakan. Ia sukses, kaya, dan terkenal, tapi tak damai, untuk apa? Mungkin perasaan-perasaan seperti itu yang dirasakan koruptor kaya, pegawai nyogok, artis plagiat, dan pemimpin hoax. Mungkin sih, terutama kalau nuraninya masih ada. Kalau nurani sudah hilang entah kemana, mungkin bisa tertawa dan tidur nyenyak tanpa merasa berdosa. Selama ini Seo Ji-Woo mengabdikan dirinya, tapi ternyata yang ia lakukan tak pernah tulus. Ah, benar-benar tokoh yang paling menyebalkan. Pantas saja Prof. Lee sampai merencanakan pembunuhan atasnya. *evil laugh

Bagaimana nasib ketiga tokoh di akhir film? Tragis. Jangan tonton! Wkwkwk
Sekedar informasi, usia pemeran Prof. Lee saat memainkan peran ini adalah 35 tahun. Make up artisnya memang juara. Di film ini ada saat-saat Prof. Lee membayangkan menjadi muda kembali, lalu bermain kejar-kejaran dengan pujaan hati. So sad, andai kau masih muda kek.

Setelah menonton film ini, pikiranku sampai pada kisah Rasulullah saw saat menikahi Aisyah ra. Meski tak bisa dan tak boleh disamakan atau bandingkan, beberapa riwayat mengatakan bahwa saat itu usia Aisyah masih belia sementara Rasulullah sudah lebih dari setengah abad (masih kontradiktif tentang usia sebenarnya saat Aisyah menikah) dan tak masalah. Jelas berbeda memang, hanya kepikiran saja, sepertinya masyarakat saat ini masih suka menjadikan cibiran ketika ada pria berumur menikahi gadis belia. Padahal kan kata pak ustad menikahi gadis belia bisa membuat seorang pria awet muda (belum nyari riset ilmiah, jangan mudah percaya ;p).


Bali, 7 Februari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar