Kamis, 29 November 2012

Pilihan Lurah

Dari kecil, aku memang hobi bertualang sendiri. Inget banget pas masih kelas 1 SD aku diajak bapak nonton pilihan lurah kampung sebelah. Bapakku demen banget datang ke pesta rakyat kaya ginian. Sementara di mata bocah SD kelas 1, khususnya aku, nonton pilihan lurah bagai rekreasi. Setidaknya butuh perjalanan kesana, ketemu banyak orang dan banyak jajanan. Aseeek ^_^
Berasa lagi rekreasi. Aku yang kelas 1 SD hanyut dalam pesta rakyat. Aku memutuskan untuk berkeliling. Meninggalkan bapak yang terlalu fokus dengan perhitungan suara. Tentu aku berani, karena itu sudah sifat bawaan lahir. Aku mengingat2 betul tempat bapak dan setiap langkah yang aku susur. Aku melihat sekitar, siapa tahu aku bisa minta dibelikan sesuatu sama bapak.
Gula-gula agaknya membuatku tergoda. Untung gak sampe ngiler pas lihat anak seumuran dengan puasnya menikmati gula-gula. Aku berhenti bertualang dan berbalik ke tempat bapak untuk minta dibelikan gula-gula. Dan ternyata, bapak gak ada ditempat semula. Cuma ada sepeda ontel teronggok di sana. Aku celingukan. Bapak tak kunjung nampak.
"Ya sudahlah, nanti juga bapak balik ke sini," pikirku.

Alhasil, akhirnya bapak datang. Aku menyambutnya sumringah karena aku akan minta dibelikan gula-gula. Horee!
"ANAK INI! BAPAK CARIIN SAMPE MUTER-MUTER!"

Aku hanya nyengir. Katanya sih aku gak akan diajak nonton pilihan lurah lagi. Tapi nyatanya, sebulan kemudian aku nonton pilihan lurah lagi sama bapak di kampung yang lain dan aku pun pergi keliling sendiri lagi... hehe

Berita mengenai keanehanku keunikanku yang suka ngilang2 ini cukup bertengger jadi trending topik di warung 'Likus'. ('Likus' berasal dari lik: tante, dan kus: Kustirah, nama pemilik warung). Warung Likus ini bisa diibaratkan sebagai medsosnya di kampungku. Biasanya ibu-ibu pada tweet2 soal isu yang beredar. Followernya tinggi, gak sebatas ibu2 satu erte.
Aku mendadak jadi seleb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar