Senin, 21 Juli 2014

BALADA PRIA DAN -AN


Ada seorang pria yang menganggap dirinya tampan, mapan, dan pastinya jadi rebutan. 
Hingga akhirnya dia kewalahan, mencari yang paling relevan. 
Bukan lagi cinta dan iman yang jadi pertimbangan, melainkan kesesuaian.
Saking banyaknya perawan yang menawan, si pria pun makin dilanda kegalauan. 
Lalu dijajarkan semua perawan untuk diperbandingkan. 
Siapa tahu ada yang mendekati kesempurnaan.
Lamat-lamat si pria memperhatikan, menimbang-nimbang, berharap mendapat keputusan.
Lama si pria kepikiran, tak juga dapatkan jawaban. 
Sampai tahunan, si pria masih dibayangi keraguan. 
Dan para perawan satu per satu mendapat pinangan.
Ada seorang pria yang menganggap dirinya tampan, mapan, dan pastinya jadi rebutan. 
Namun di usianya yang kian matang ia justru masih sendirian.

Minggu, 20 Juli 2014

Potongan Pertama

Ini ceritaku. Seorang gadis umur 23 tahun yang tak pernah memiliki pacar. Tentu saja aku punya seseorang yang ku suka. Dia adalah pria paling tampan.

Kami seolah punya radar. Aku selalu bisa menemukannya ketika aku benar-benar menginginkannya. Aku tak benar-benar mengenalnya. Berbicara dengannya pun tidak. Aku hanya sekali melihatnya dan langsung jatuh cinta. Mungkin ini yang disebut sebagai jatuh cinta pada pandangan pertama. Ah, betapa konyolnya.


Apakah kau pernah merasa lututmu lemas dan hatimu bergetar? Aku selalu merasakan itu semua saat melihatnya.  

Selasa, 15 Juli 2014

Pangeran Berkuda Putih

Saat kecil saya selalu disuguhi tontonan dongeng-dongeng kerajaan macam cinderela, putri salju, sleeping beauty, beauty and the beast, dsb. Ternyata hal ini cukup mempengaruhi selera saya dalam hal ketertarikan terhadap pria. Pria-pria model pangeran yang gagah, pinter, dan tinggi selalu menjadi favorit saya. Sampai-sampai setiap ditanya dengan siapa saya ingin menikah, saya selalu menjawab "Pangeran Berkuda Putih".
Selain itu hampir disetiap telenovela, sinetron, drama Taiwan, Jepang, dan Korea yang saya tonton selalu menghadirkan peran utama pria model-model pangeran. Biasanya saya kurang tertarik untuk menonton jika pemeran utama prianya tidak cukup menarik perhatian. Kecuali jika track record sutradara atau pemain utama wanitanya saya suka dan ceritanya yang recomended.
Harapan saya akan sosok pangeran berkuda putih ini semakin menjadi-jadi setelah saya menonton sebuah FTV. Ceritanya tentang gadis tomboy yang mendambakan sosok pangeran berkuda putih. Wah saya banget tuh!

Saya sedikit lupa, sepertinya karena perjodohan keluarga maka si gadis tomboy ini harus menikah. Sontak si gadis menolak sampai kabur-kaburan. Apalagi calon mempelai pria terkesan seperti anak mamih, jauh dari tipe idamannya selama ini. Singkat cerita, kesaaran dan ketulusan si pria berhasil membuat luluh hati si gadis. Mereka pun akhirnya sepakat menikah. Pada hari pernikahan, si gadis dirias menjadi begitu cantik dan nampak anggun bak puteri kerajaan. Namun, apa yang terjadi kemudian? Ternyata mempelai pria tak kunjung datang. Si gadis dan keluarga panik. Di pikir oleh si gadis bahwa si pria sedang membalas dendam akibat ulahnya selama ini. Tak lama kemudian, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang. Mempelai pria bak pangeran datang menunggangi kuda putih.

Bikin mupeng kan? Iya banget.
Oke, balik ke pengaruh dongeng dengan selera saya terhadap pria. Semakin bertambah buku yang saya baca, semakin bertambah orang yang saya temui, semakin bertambah cerita yang saya dengar, semakin bertambah film yang saya tonton, selera ketertarikan saya terhadap pria berubah. Saya tak lagi mendambakan pangeran berkuda putih. Mengingat saya sendiri juga bukan seorang puteri. Yang saya inginkan tak banyak. Saya hanya menginginkan teman hidup untuk berbagi dalam suka dan duka sekaligus nahkoda yang akan membimbingku mengarungi luasnya samudera kehidupan menuju keridhaanNya. Itu saja.

Sebuah pembelajaran yang saya peroleh dari apa yang saya alami dan rasakan. Menurut saya hal ini cukup penting bagi orang tua dan calon orang tua.
Yuk, lebih biasakan anak-anak kita dengan sirah nabawiyah dan sirah shahabiyah dibanding dengan dengan dongeng-dongeng yang menyesatkan. Hehe

Bogor, Tempat Sejuta Kenangan

Bogor, tempat sejuta kenangan...

Masih ingat betul sewaktu pertama kali aku menginjakkan kaki di Bogor.
Waktu itu mama dan lilik yang mengantarku.
Baru sampai di Baranangsiang kami langsung disambut hujan.
Keberadaan mama benar-benar menghangatkan disela-sela kecemasan karena menginjakkan kaki berjuang di tempat baru.Beruntung aku tak benar-benar sendiri.
Ada keluarga baru, keluarga keduaku, UDHINERS 47 dan KELUARGA BESAR ETOS BOGOR.
Syukur tak henti-hentinya karena aku memiliki mereka.
  
Ah, rasanya semua itu baru kemarin sore.
Nyatanya empat tahun telah berlalu.
Bogor seolah menjadi oase ditengah gersangnya hati, menyapu segala duka dengan kesejukan.
  
Bogor, tempat sejuta kenangan...
tempat yang indah menimba ilmu,
tempat yang damai untuk menjalin ukhuwah,
tempat yang asyik membangun pengalaman,
tempat yang ... untuk menyusun mozaik hidupku menjadi lebih tertata dan bersinar.
  
Rasanya sayang harus pindah dari Bogor.
Bogor selalu membuatku rindu.
Perjalanan ke Bogor selalu membuatku bersemangat, dag dig dug seperti mau bertemu pujaan hati.
  
Di Bogor pulalah kepasrahan dan ketulusan aku pelajari.
Berkunjung ke bogor bak obat mujarab penghilang stress dan kefuturan.

Bogor benar-benar 'sesuatu'

Kondektur Ber-HighHeels

Pernah lihat kondektur metro mini pake high heels?
Aku pernah, baru saja kualami. Seorang ibu-ibu, mungkin usia 50 tahunan. Busana, hijab dan aksesoris yang ia kenakan cukup stylish. Awalnya kupikir si ibu stylish ini adalah ibu yang baik hati dan sukarela membantu si supir, mengingat si supir tak punya kondektur.

Namun, saat ada penumpang yang akan berhenti, si ibu stylish tersebut berteriak sambil mengetuk langit-langit metro mini, "BERHENTI, YAH!"
Oalah, ternyata si ibu stylish tersebut adalah benar kondektur dan istri si supir.Si supir juga nampak stylish. Rambutnya semi merah ketika butiran cahaya menyorot kepalanya.
  
Dalam cerita versiku, ini tanpa aku melakukan klarifikasi, mereka adalah OSB aka "Orang Sederhana Baru". Mereka akhirnya memutuskan untuk membeli metro mini dari harta benda yang tersisa akibat bisnis mereka yang down. Si istri dengan setia menemani suami, meski harus menjadi kondektur. Romantisnya....
  
Sebenarnya pengen mendokumentasikan pasangan tsb dalam foto, apa daya di metro mini tsb aku sempat kehilangan tab. Lagi pula kurang sopan rasanya. Cukuplah kisahnya saja yang aku bagikan.
*yang menganggu pikiranku, kenapa tuh ibu maksa banget pake high heel. Kan menyusahkan diri sendiri. Meski begitu, tetap saluut!

Menunggu di Pasar

Aku terpejam, hening
perlahan aku membuka mata
suara fals pengamen terdengar diiringi petikan gitar ala kadarnya
menyanyi sebisanya demi recehan
kulihat perempuan kecil berbaju merah bersusah payah menggandeng tangan ayahnya
pasangan muda-mudi tak tahu malu menampakkan mesra
serasa dunia milik berdua
gelora pasangan senja tak mau kalah
berlenggak bersama

Aku terpejam, hening
perlahan aku membuka mata
suara penyanyi goyang dari kaset bajakan mengeras
menjadi latar adegan selanjutnya
beberapa bocah lelaki terdiam, terpaku pada penyanyi goyang
seorang wanita agak gempal menawar baju sejadi-jadinya
sang abang penjual yang tak lebih galak menggeleng pelan dengan muka kecut
Di sisi lain, lelaki pedagang gantungan jilbab berlalu lalang sepi pembeli
rautnya hampir menyerah, tapi ia tak mau kalah
Di dekatku, lelaki penjual ikan bandeng jongkok memandang dagangannya yang belum berkurang
Tiba-tiba perempuan muda menghampirinya,
membuatnya kembali bergairah

Aku terpejam, hening
lama terpejam,
kali ini tak ingin lekas membuka mata
merasa dongkol
masih terpejam,
badanku terasa pegal akibat berdiri lama
masih terpejam,
aku merentangkan tangan
meregangkan sendi-sendi yang kaku
masih terpejam,
tanganku tiba-tiba menyentuh sesuatu yang lembut dan hangat
aku ingin segera membuka mata,
namun benda lembut dan hangat itu sekejap berpindah
menghalangiku membuka mata
aku semakin penasaran
aku berbalik

"sudah lama menunggu?"

senyum polosnya membuat
rasa dongkolku hilang, aku justru tersenyum dan segera menggandengnya, pulang...